Somaliland kembali mencuri perhatian kawasan Tanduk Afrika setelah sukses menggelar Somaliland-UAE Investment Roundtable. Pertemuan ini mempertemukan pejabat pemerintah Somaliland dengan investor dan pelaku bisnis dari Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, serta beberapa negara kawasan. Fokus pertemuan ini adalah membuka peluang investasi di sektor logistik, pertambangan, pertanian, serta berbagai sektor strategis lain.
Ajang ini dinilai sebagai sinyal kuat kepercayaan dunia usaha terhadap masa depan Somaliland. Meski secara internasional belum diakui penuh sebagai negara berdaulat, Somaliland terus menunjukkan geliat ekonominya, khususnya melalui kerja sama bilateral dan sektor swasta. Uni Emirat Arab menjadi mitra utama, berkat kedekatan strategis yang dibangun melalui proyek pelabuhan Berbera yang saat ini telah beroperasi.
Salah satu sektor unggulan yang disorot dalam pertemuan tersebut adalah industri pertambangan. Somaliland menyimpan potensi besar dalam sektor ini, mulai dari tambang emas, bijih besi, timah, hingga batu mulia. Selain itu, hasil survei geologi dan seismik terbaru mengungkap adanya indikasi kuat keberadaan cadangan minyak dan gas bumi di sejumlah titik wilayah Somaliland.
Cadangan hidrokarbon tersebut sudah menjadi perbincangan sejak era 1950-an dan 1980-an, namun data baru dari survei modern menunjukkan prospek yang lebih menjanjikan. Pemerintah Somaliland menilai kebutuhan energi dunia yang terus meningkat, terutama dari Asia, akan membuat sektor ini lebih kompetitif dan mendesak untuk digarap dalam waktu dekat.
Selain minyak dan gas, Somaliland memiliki potensi besar di sektor mineral industri seperti gipsum, marmer, mika, feldspar, serta pasir kaca berkualitas tinggi. Deposit mangan, platinum, nikel, hingga tembaga juga diyakini tersebar di beberapa wilayah pedalaman Somaliland yang hingga kini belum tergarap maksimal.
Selama tiga tahun terakhir, Somaliland aktif membangun kerangka kelembagaan dan regulasi untuk mempermudah masuknya investasi asing. Pemerintah setempat menyadari pentingnya pengelolaan hasil tambang dan sumber daya alam agar dapat mendorong pembangunan sosial dan ekonomi di tengah populasi yang relatif kecil.
Para investor dari UAE, Amerika, dan kawasan Tanduk Afrika mulai menunjukkan ketertarikan terhadap potensi besar ini. Dalam forum yang digelar di Dubai tersebut, sejumlah kesepakatan awal dan nota kesepahaman dicapai untuk eksplorasi bersama di sektor logistik dan pertambangan.
Logistik menjadi sektor strategis karena letak Somaliland yang sangat dekat dengan jalur pelayaran internasional di Laut Merah. Pelabuhan Berbera yang kini dikelola bersama DP World asal Dubai telah menjadi salah satu simpul perdagangan penting di kawasan tersebut. Investasi tambahan di sektor pelabuhan, gudang, dan jalur transportasi dipandang mampu mendorong ekonomi Somaliland lebih jauh.
Selain itu, sektor pertanian juga dibahas, mengingat Somaliland memiliki lahan subur di sejumlah wilayah. Investasi di bidang ini akan difokuskan pada produksi pangan lokal dan ekspor produk hortikultura ke Timur Tengah, yang selama ini sangat bergantung pada impor dari luar kawasan.
Ketertarikan Uni Emirat Arab terhadap Somaliland bukan tanpa alasan. Selain faktor geografis yang strategis, stabilitas politik Somaliland yang relatif terjaga dibanding Somalia memberikan jaminan keamanan bagi investasi jangka panjang. Kondisi ini turut menarik perhatian investor AS dan negara-negara Teluk lainnya.
Di sisi lain, pemerintah Somaliland memanfaatkan forum ini untuk mencari mitra yang bersedia mendanai proyek-proyek infrastruktur dasar seperti pembangkit listrik dan sistem irigasi. Kedua sektor ini sangat krusial untuk mendukung perkembangan industri pertanian dan pertambangan yang tengah digagas.
Para analis menilai langkah Somaliland menjalin kemitraan dengan UAE dan negara-negara lain melalui forum investasi ini sebagai strategi cerdas untuk memperkuat posisi tawar mereka secara ekonomi. Meski belum diakui internasional, Somaliland mampu menunjukkan kemandirian pengelolaan sumber daya dan pembangunan daerah.
Pemerintah Somaliland berharap dengan kesuksesan forum ini, arus investasi asing akan semakin deras masuk dan menjadi motor penggerak perekonomian setempat. Target utama mereka adalah memperluas kerja sama di sektor energi dan logistik dalam lima tahun mendatang.
Upaya Somaliland membangun relasi investasi ini juga menjadi pesan politik tak langsung bahwa mereka mampu berdiri di atas kaki sendiri tanpa bergantung pada Somalia. Ini sejalan dengan agenda politik Somaliland yang sejak lama menuntut pengakuan internasional sebagai negara merdeka.
Meski demikian, sejumlah pengamat mengingatkan bahwa potensi ini harus dikelola hati-hati agar tidak menimbulkan ketimpangan ekonomi atau konflik penguasaan lahan di masa depan. Transparansi dalam kerja sama investasi dan pemerataan manfaat bagi masyarakat lokal menjadi kunci sukses keberlanjutan proyek-proyek tersebut.
Somaliland kini bersiap memasuki babak baru ekonomi berbasis investasi asing. Jika peluang ini dimanfaatkan optimal, negara de facto di Tanduk Afrika ini berpeluang menjadi kekuatan ekonomi baru di kawasan, menyaingi Djibouti dan Ethiopia yang lebih dulu berkembang.